18 June 2007

Kekuatan Otak, Kekuatan Jiwa

MEMANCARKAN KEKUATAN

Jiwa adalah sumber kekuatan seseorang. Orang yang Jiwanya lemah, akan tampil sebagai sosok yang lemah. Sedangkan orang yang berjiwa kuat akan tampil sebagai sosok yang 'kuat' pula. Tentu saja, bukan sekadar dalam arti fisik. Melainkan 'kekuatan' pribadinya dalam menghadapi gelombang kehidupan.

Orang yang memiliki Jiwa kuat, bukan hanya berpengaruh pada keteguhan pribadinya, melainkan bisa digunakan untuk mempengaruhi orang lain, bahkan benda-benda di sekitarnya.

Anda melihat betapa besarnya kekuatan yang ditebarkan oleh Bung Karno sebagai ahli pidato. Ia bisa mempengaruhi ribuan orang hanya dengan kata-katanya.. Ribuan orang terpesona dan rela berpanas-panas, berdesak-desakan, atau berjuang dan berkorban, mengikuti apa yang dia pidatokan.

Anda juga bisa merasakan, betapa hebatnya kekuatan yang digetarkan oleh Mozart dan Beethoven lewat karya-karya musiknya. Berpuluh tahun karya mereka dimainkan dan mempesona banyak musikus atau penikmat musik di seluruh dunia.

Atau, lebih dahsyat lagi, adalah kekuatan yang terpancar dari Jiwa rasulullah saw. Keteladanan dan risalah yang beliau bawa telah mampu menggetarkan satu setengah miliar umat Islam di seluruh penjuru planet bumi ini untuk mengikutinya. Bahkan terus berkembang, selama hampir 1500 tahun terakhir.

Bagaimana semua itu bisa terjadi? Dan darimana serta dengan cara apa kekuatan yang demikian dahsyat itu terpancar? Semua itu ada kaitannya dengan kekuatan Jiwa yang terpancar dari seseorang. Dengan mekanisme otak sebagai pintu keluar masuknya.


1. PANCARAN GELOMBANG OTAK

Mempelajari aktivitas otak, berarti juga mempelajari aktivitas Jiwa. Kenapa demikian? Karena seperti telah kita bahas di depan, Jiwa adalah program-program istimewa yang dimasukkan ke dalam sel-sel otak oleh Allah. Dan program-program itu lantas berkolaborasi membentuk suatu sistem di dalam organ otak. Karena itu, setiap apa yang dihasilkan otak adalah pancaran dari aktivitas Jiwa kita.

Bagaimana memahaminya? Banyak cara. Di antaranya dengan memahami produk-produk otak sebagai organ pemikir. Kalau kita membaca karya seseorang, baik berupa karya tulis, musik, pidato, atau karya-karya seni dan ilmu pengetahuan lainnya, kita sedang memahami pancaran jiwa seseorang.

Di dalam karya itu terkandung energi, yang tersimpan di dalam maknanya. Untuk bisa merasakan energi tersebut tentu kita harus menggunakan Jiwa untuk memahaminya.

Jika kita sekadar menggunakan panca indera terhadap suatu karya, tapi hati atau Jiwa kita tidak ikut dalam proses pemahaman itu, tentu kita tidak bisa merasakan besarnya energi yang terpancar. Karya itu tidak lebih hanya sebagai seonggok benda mati. Tapi, begitu kita melibatkan hati dan Jiwa, tiba-tiba karya itu menjadi hidup dan bermakna.

Yang demikian itu bisa terjadi pada pemahaman apa saja. Setiap kali kita ingin menangkap makna, maka kita harus melibatkan hati dan Jiwa. Hati adalah sensor penerima getaran universal di dalam diri seseorang. Ada yang menyebutnya sebagai indera ke enam.

Kombinasi antara panca indera dan hati akan menyebabkan kita bisa melakukan pemahaman. Tapi semua sinyalnya tetap dikirim ke otak sebagai pusat pemahaman atas informasi panca indera dan hati tersebut. Di situlah Jiwa bekerja sebagai mekanisme kompleks dari seluruh rangkaian software yang ada di sel-sel otak. Itulah yang difirmankan Allah dalam berbagai ayatnya, bahwa pemahaman mesti melibatkan hati, sebagai sensornya.

QS. A'raaf (7) : 179
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

QS. Ar Ruum (30) 59
Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami.

QS. Al Hajj (22) : 46
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Jadi, otak memancarkan gelombang energi yang tersimpan di dalam maknanya. Makna itu sendiri sebenarnya bukanlah energi, meskipun ia mengandung energi. Makna juga bukan materi. Makna adalah makna alias ‘informasi’.

Selama ini, kita memahami eksistensi alam semesta hanya tersusun dari 4 variable, yaitu Ruang, Waktu, Materi dan Energi. Sebenarnya, 'Informasi' adalah variable ke 5 yang turut menyusun alam semesta.

Para pakar Fisika tidak memasukkan 'Informasi' sebagai salah satu variable penyusun alam, karena pengukuran 'Informasi' itu tidak bisa dilakukan oleh alat ukur material seperti mengukur Ruang, Waktu, Energi dan Materi. Makna atau informasi hanya bisa diukur oleh ‘perasaan’ makhluk hidup.

Tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi kini semakin bisa diukur secara lebih kuantitatif bukan hanya kualitatif saja. Sehingga, saya kira sudah waktunya kita memasukkan 'variable Informasi' sebagai Salah satu dari 5 variable penyusun eksistensi alam semesta.

Nah, variabel ke 5 inilah yang banyak berperan ketika kita membicarakan makhluk hidup. Khususnya yang berkaitan dengan Jiwa dan Ruh. Sebab, ukuran-ukuran yang bisa kita kenakan pada aktivitas Jiwa dan Ruh itu bukan cuma sebatas ukuran Ruang, Waktu, Energi dan Materi, melainkan ukuran 'informasi' alias 'makna'. Dan itu belum terwadahi oleh 4 varaibel tersebut.

Mungkinkah ada suatu peralatan yang bisa mengukur baik dan buruk? Atau adakah alat secanggih apapun yang bisa mengukur tingkat keindahan, kejengkelan, kebosanan, ketentraman, kebencian, kedamaian, dan kebahagiaan? Semua itu terkait dengan informasi dan makna. Sebenarnyalah ‘makna’ itu memiliki arti yang lebih mendalam dibandingkan sekedar informasi.

Meskipun, tidak bisa diukur secara langsung sebagaimana mengukur kuantitas Ruang, Waktu, Energi dan Materi, tapi informasi dan 'makna' itu bisa bermanifestasi ke dalam Ruang, Waktu, Materi dan Energi. Informasi dan Makna menjelajah ke seluruh dimensi tersebut.

Sebagai contoh, rasa bahagia bisa terpancar di wajah seseorang (dalam bentuk materi dan energi), dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat (menempati Ruang dan Waktu).

Informasi tersebut juga bisa ditransfer kepada orang lain, sehingga memunculkan energi tertentu. Jika anda sedang merasa gembira, kemudian menceritakan kegembiraan itu kepada orang dekat anda, maka orang itu akan merasa ikut bergembira. Dan ketika dia ikut merasa gembira, dia sebenarnya telah menerima energi kegembiraan itu dari anda. Dia tiba-tiba terdorong untuk tertawa, atau bahkan menangis gembira.

Dalam bentuk apakah energi kegembiraan itu terpancar ke orang dekat anda? Apakah suara anda yang keras dan menggetarkan gendang telinganya itu yang menyebabkan dia tertawa? Pasti bukan. Apakah juga karena suara anda yang mengalun merdu, sehingga ia ikut gembira. Juga bukan. Yang menyebabkan dia ikut gembira adalah karena 'isi' alias 'makna' cerita anda itu.

Dan uniknya, energi yang tersimpan di dalam makna itu tidak bisa diukur besarnya secara statis, seperti mengukur waktu, atau energi panas. Energi 'informasi' itu besarnya bisa berubah-ubah bergantung kepada penerimanya.

Kalau si penerima berita demikian antusias dalam menanggapi berita gembira itu, maka dia akan menerima energi yang lebih besar lagi. Mungkin dia bisa tertawa sambil berurai air mata gembira, berjingkrak-jingkrak, dan seterusnya. Padahal, bagi orang lain, berita yang sama tidak menimbulkan energi sehebat itu.

Dimana kunci kehebatan transfer energi informasi itu berada? Terletak pada dua hal, yang pertama adalah makna yang terkandung di dalamnya, sejak dari informasi itu berasal. Dan yang kedua, sikap hati si penerima informasi. Keduanya bisa saling memberikan efek perlipatan kepada energi yang dihasilkan..

Jadi kekuatan energi informasi terletak pada 'kualitas interaksi' antara sumber informasi, penerima, dan makna yang terkandung di dalamnya. Dan, semua itu berlangsung dengan sangat dinamis. Itulah yang terjadi dalam mekanisme pancaran gelombang otak kita, sebagai representasi Jiwa.

Memang dalam kadar tertentu, otak memancarkan gelombang dengan frekuensi yang bisa ditangkap dengan mengunakan alat-alat perekam elektromagnetik tertentu. Katakanlah electric Encephalograph atau Magneto Encephalograph. Tapi yang terukur di sana hanyalah amplitudo dan frekuensinya saja. Atau, mungkin ditambah dengan pola gelombangnya. Sama sekali tidak bisa diukur berapa besar energi 'makna' yang tersimpan di dalamnya. Misalnya, apakah orang yang diukur gelombang otaknya itu sedang gembira atau bersedih. Atau, lebih rumit lagi, apakah dia sedang berpikir jahat atau berpikir baik.

Energi makna itu baru bisa diketahui ketika dipersepsi lewat sebuah interaksi dengan orang lain. Artinya, sampai sejauh ini alat ukur yang digunakan haruslah makhluk hidup, yang memiliki 'hati' dan Jiwa sederajat dengan sumber informasi.

Namun demikian, secara umum, kita bisa mengetahui kondisi Jiwa seseorang lewat jenis gelombang otak dan frekuensi yang dipancarkannya. Misalnya, kalau otak seseorang memancarkan gelombang dengan frekuensi 13 Hertz atau lebih, dia sedang keadaan sadar penuh alias terjaga.

Kalau pancaran gelombang antara 8 - 13 hertz, maka dia sedang terjaga tapi dalam suasana yang rileks alias santai. Jika otaknya memancarkan gelombang di bawah 8 hertz, maka orang itu mulai tertidur. Dan jika memancarkan frekuensi lebih rendah lagi, di bawah 4 Hz, ia berarti tertidur pulas. Dan ketika bermimpi, dia kembali akan memancarkan frekuensi gelombang yang meningkat, meskipun dia tidak terjaga.

Jadi, secara umum kita melihat bahwa 'aktivitas' otak seiring dengan aktivitas Jiwa. Aktivitas Jiwa bakal memancarkan energi Makna. Energi makna itu lantas memicu munculnya energi elektromagnetik di sel-sel otak. Dan berikutnya, energi elektromagnetik tersebut memunculkan jenis-jenis neurotranmister dan hormon tertentu yang terkait dengan kualitas aktivitas Jiwa itu. Misalnya neurotransmiter untuk kemarahan berbeda dengan gembira, berbeda dengan sedih, malas, dan lain sebagainya seperti telah kita bahas di depan.


2. AKTIVITAS KELISTRIKAN OTAK

Salah satu aktivitas otak yang paling dominan adalah munculnya sinyal-sinyal listrik. Setiap kali berpikir, otak bakal menghasikan sinyal-sinyal listrik. Bahkan sedang santai pun menghasilkan sinyal-sinyal listrik. Apalagi sedang tegang dan stress. Sinyal itu dihasilkan oleh sel-sel yang jumlahnya sekitar 100 miliar di dalam otak kita. Jadi, sebanyak bintang-bintang di sebuah galaksi.

Kalau kita lihat dalam kegelapan, miliaran sel itu memang seperti bintang-bintang yang sedang berkedip-kedip di angkasa. Setiap kali sel itu aktif, dia bakal berkedip menghasilkan sinyal listrik. Jika ada sekelompok sel yang aktif, maka sekelompok sel di bagian otak itu bakal menyala. Di sana dihasilkan gelombang dengan energi tertentu. Bahkan bisa dideteksi dari luar batok kepala dengan menggunakan alat pengukur gelombang otak, EEG atau MEG.

Darimana kedipan itu muncul? Dari aktifnya program-program yang tersimpan di inti sel otak. Setiap saat di otak kita muncul stimulasi-stimulasi yang menyebabkan aktifnya bagian otak tertentu. Misalnya, kita melihat mobil. Maka, bayangan mobil itu akan tertangkap oleh sel-sel retina mata kita, dan kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang dikirim ke otak kita. Sinyal-sinyal kiriman retina mata itu bakal mengaktifkan sejumlah sel yang bertanggung jawab terhadap proses penglihatan tersebut.

Demikian pula ketika kita membaui sesuatu. Aroma yang tertangkap oleh ujung-ujung saraf penciuman kita bakal dikirim sebagai sinyal-sinyal ke otak. Dan sinyal-sinyal itu lantas mengaktifkan sel-sel untuk membangkitkan sinyal-sinyal berikutnya. Bahkan dalam keadaan tidur, otak kita masih mengirimkan sinyal-sinyal untuk mengatur denyut jantung, pernafasan, suhu tubuh, hormon-hormon pertumbuhan, dan lain sebagainya.

Otak adalah generator sinyal-sinyal listrik yang saling terangkai menjadi kode-kode kehidupan. Jika kode-kode itu padam, maka orangnya pun meninggal. Karena, sudah tidak ada lagi aktivitas kelistrikan di sel otaknya. Berarti tidak ada lagi perintah-perintah untuk mempertahankan kehidupan.

Tidak hanya berhenti di otak, sinyal-sinyal listrik itu merambat ke mana-mana ke seluruh tubuh, lewat komando otak. Menghasilkan gerakan-gerakan atau perintah lain untuk kelangsungan hidup badan kita. Gerakan sinyal listrik tersebut memiliki kecepatan sekitar 120 m per detik. Jalur yang dilaluinya adalah 'kabel-kabel' saraf yang menyebar dalam sistem yang sangat kompleks.

Pengukuran kelistrikan saraf ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat (ENG) dan menghasilkan data kelistrikan yang disebut Elektro Neuro Gram. Sedangkan untuk pengukuran kelistrikan otak menghasilkan data berupa Elektro Ensefalogram (EEG).

Dalam konteks ini, manusia lantas mirip dengan robot, yang aktivitasnya juga didasarkan pada sinyal-sinyal listrik. Pusatnya ada di hardisk atau chip yang memuat program-program pengendali fungsi 'kehidupan' robot itu.

Mekanisme kelistrikan di dalam tubuh manusia berjalan secara otomatis mengikuti pola sistem digital di dalam sel. Dalam keadaan istirahat, sel memiliki angka tegangan listrik sekitar -90 mvolt.

Namun, begitu ada rangsangan, maka ion-ion natrium yang tadinya berada di luar sel tiba-tiba ‘menyerbu’ masuk ke dalam sel melewati membrannya. Sehingga, suatu saat muatan di dalam sel itu jauh lebih positif dibandingkan dengan di luar membran sel. Tegangan puncak yang terjadi, kalau diukur dengan Galvano meter bisa mencapai +40 mvolt.

Ketika sel mencapai nilai ambang tegangan tertentu, maka sel itu menghasilkan sinyal listrik sebagai jawaban atas rangsang yang terjadi. Waktu pencapaian nilai ambang tersebut sangat singkat, sekitar 1/1000 detik. Saat itulah sinyal dihasilkan oleh sel. Di dalam sinyal itu ada kode-kode informasi yang harus disampaikan kepada sel-sel di sebelahnya, secara berkelanjutan.

Begitu tegangan listrik sel mencapai tegangan puncaknya, +40 mvolt, maka tegangan itu akan menurun kembali menuju tegangan istirahatnya yaitu -90 mvolt. Begitulah seterusnya, sinyal-sinyal terjadi di dalam sel sebagai respon atas rangsangan yang terjadi, secara otomatis.

Mekanisme kelistrikan itu terjadi bukan hanya di dalam sel saraf, melainkan di seluruh bagian tubuh. Sinyal listrik adalah mekanisme utama dalam seluruh aktivitas tubuh manusia. Dan kini, seiring dengan perkembangan teknologi, besarnya kelistrikan itu bisa diukur dengan baik.

Sebagai contoh, kelistrikan otot bisa diukur dan menghasilkan data yang disebut Elektromiogram (EMG). Otot adalah jaringan penggerak yang diladeni oleh banyak sekali unit-unit motor dari saraf otak atau tulang belakang. Ada sekitar 25 - 2000 serat otot yang terhubung ke saraf-saraf.

Sinyal-sinyal kelistrikan itu merambat lewat jalur tersebut. Ketika sel-sel saraf istirahat, maka sel-sel otot juga istirahat. Ketika sel saraf menghasilkan sinyal listrik, maka sel-sel otot juga terangsang, menghasilkan tegangan listrik, dan kemudian memunculkan sinyal dengan mekanisme yang sama.

Kelistrikan pada retina mata juga bisa diukur. Metode yang dipakai adalah rangsang cahaya pada retina, yang kemudian menghasilkan sinyal listrik di saraf-saraf sekitar mata. Sebelum diukur, mata diberi cairan NaD fisiologis, kemudian di korneanya dipasang lensa kontak yang berisi elektroda Ag-AgCl.

Pada sekitar mata dipasang elektroda referensinya. Elektroda itu bisa dipasang di dahi, atau di dekat telinga. Maka, ketika retina disinari cahaya, akan muncul sinyal-sinyal yang bisa diukur oleh sistem peralatan tersebut. Dinamakan Elektroretinogram (ERG).

Teknik lain untuk pengukuran kelainan fungsi mata secara kelistrikan adalah yang disebut Elektrookulogram (EOG). Sedangkan pada fungsi lambung dan pencemaan, pengukurannya disebut Elektrogastrogram (EGG). Pada saraf disebut Elektroneurogram (ENG). Pada otak disebut Elektroensefalogram (EEG). Dan pada jantung disebut sebagai Elektrocardiogram (ECG). Pengukuran kelistrikan pada jantung adalah yang paling maju di antara pengukuran kelistrikan yang lain, karena relatif ‘lebih mudah’ dan ‘lebih tua’. Tapi kita tidak akan membahasnya di sini lebih jauh.

Pada dasarnya saya hanya ingin mengatakan bahwa tubuh manusia penuh dengan sinyal-sinyal listrik yang membentuk mekanisme sistem kehidupan. Sekali lagi, semua itu dikendalikan lewat program-program canggih yang terdapat di inti sel yang berjumlah miliaran itu. Dan organ komandonya adalah otak.

Lima tahun terakhir ini, perkembangan pengukuran dan pemanfaatan gelombang otak semakin maju. Terutama untuk membantu orang-orang yang mengalami kelumpuhan pada saraf tubuhnya dari leher ke bawah. Mereka sangat terbantu dengan adanya teknologi 'brain computer interface' (BCI). Sebuah teknologi yang mencoba menghubungkan otak dengan sebuah komputer.

Ke dalam otak seseorang dimasukkan sebuah chip berukuran 2x2 mm yang berisi 100 keping elektroda. Chip itu ditanam di lapisan luar kulit otak sedikit di atas posisi telinga untuk menangkap sinyal-sinyal yang keluar dari sel-sel otak.

Chip tersebut bisa menangkap sinyal-sinyal yang berasal dari sekitar 50 - 150 saraf otak. Lantas, diteruskan ke suatu alat pengubah data digital, dengan menggunakan kabel fiber optik. Sinyal-sinyal digital itu dihubungkan ke sebuah komputer. Hasilnya, seorang yang mengalami kelumpuhan saraf-saraf otot bisa memberikan perintah yang ada di benaknya lewat komputer tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh sebuah lembaga benama Cyberkinetics di Amerika Serikat menunjukkan bahwa si pasien yang lumpuh itu bisa melakukan banyak hal lewat bantuan alat tersebut. Di antaranya, dia bisa mengoperasikan komputer cukup dengan kehendaknya saja.

Dia juga bisa mematikan dan menghidupkan lampu, televisi, radio, dan memainkan video games, serta beberapa peralatan elektronik hanya dengan menggunakan pikirannya. Bahkan perkembangan berikutnya, ia bisa menggerakkan tangannya dengan bantuan alat tersebut.

Ya, manusia telah berhasil membuktikan bahwa otak memancarkan sinyal-sinyal listrik yang memiliki makna sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan. Karena itu, bisa diukur. Di dalamnya tersimpan energi tak terbatas yang bergantung kepada bisa tidaknya kita menerjemahkan sinyal pikiran itu lewat peralatan peralatan mutakhir..

Maka, orang bisa bermimpi dan berimajinasi apa saja dengan pikirannya. Kalau imajinasi itu bisa diterjermahkan tanpa batas juga, dengan menggunakan peralatan yang semakin canggih, maka energi yang tersimpan di dalam perintah itu pun bakal menjadi kenyataan!

Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar


11 June 2007

Ocean's 13: Pencurian Terakhir Danny Ocean?

Danny Ocean (George Clooney) dan komplotannya hanya mempunyai satu alasan untuk menahan ambisi dan hasrat akan judi yang penuh beresiko — untuk melindungi satu sama lain. Saat pemilik kasino yang bengis, Willy Bank (Al Pacino) memperdaya salah satu anggota asli Ocean 11 — Reuben Tishkoff (Elliott Gould).

Danny dan tim komplotan kembali beraksi untuk mengetahui apakah mereka sanggup membongkar “tempat penyimpanan”
Pemain: GEORGE CLOONEY, BRAD PITT, MATT DAMON, ANDY GARCIA, ELLEN BARKIN, AL PACINO, CARL REINER
Sutradara: STEVEN SODERBERG
Penulis: BRIAN KOPPELMAN/DAVID LEVIEN
Poduser: SUSAN EKINS, GREGORY JACOBS, FREDERIC W. BROST
Produksi: WARNER BROS. PICTURES
Homepage: http://oceans13.warnerbros.com/
Trailer: http://oceans13.warnerbros.com/

Jangan Terlalu Asik Chatting di Yahoo!


Jangan terlalu asyik chatting alias ngobrol di Yahoo! Messenger (YM). Perusahaan keamanan eEye Digital Security menemukan beberapa bugs di aplikasi YM yang populer.

Bugs tersebut dikategorikan sebagai ancaman keamanan "kritis" karena memungkinkan cracker mengesksekusi kode dan mengambil alih kendali komputer secara jarak jauh (remote).

Marc Maiffret, pendiri sekaligus CTO eEye Digital Security, mengatakan para peneliti eEye menemukan celah tersebut beberapa minggu terakhir dan mengklaim sudah melaporkan masalah ini ke Yahoo! Rabu lalu. Menurut mereka, ada banyak celah yang ditemukan di aplikasi klien Yahoo! Messenger versi 8.

Perusahaan mengkategorikan celah tersebut sebagai ancaman keamanan tertinggi. "Jika Anda menggunakan software ini, komputer Anda kemungkinan bisa disusupi," tandas Maiffret. "Celah ini memungkinkan pengeksekusian [kode] secara remote," imbuhnya lagi.

Maiffret mengaku memilih bersikap hati-hati untuk tidak memberikan terlalu banyak informasi perihal celah tersebut sampai Yahoo! mengeluarkan patch.

Di lain sisi pihak Yahoo! tengah berupaya keras menambal celah pada aplikasi YM-nya. "Kami lagi menyelidiki sebuah masalah keamanan buffer overflow pada kontrol ActiveX," kata juru bicara Yahoo! melalui e-mail kepada InformationWeek, Kamis (7/6/2007).

Kontrol tersebut, lanjutnya, merupakan bagian dari kode untuk menampilkan dan meng-upload gambar Web cam. "Kami tengah berupaya memperbaiki masalah ini secepatnya," tukas Yahoo!.

Sumber: detik portal

Microsoft Targetkan 10 Juta Xbox 360 Terjual

Perang konsol video game semakin memanas saja. Microsoft, Sony dan Nintendo sepertinya akan berjuang keras untuk adu kekuatan masing-masing produk mereka.

Menjelang akhir tahun 2006, Microsoft menargetkan sebanyak 10 juta konsol video game Xbox 360 laku terjual. Sejak debutnya kurang lebih satu tahun silam sampai saat ini, Microsoft mengklaim telah mengapalkan 6 juta Xbox 360 ke berbagai penjuru negara.

"Kami yakin kami bisa mencapai target untuk menjual 10 juta Xbox 360 hingga akhir 2006," ujar Microsoft Chief Financial Officer, Chris Liddell, dalam sebuah wawancara.

Bulan Juli lalu saja Microsoft mengatakan sudah mengapalkan sekitar 5 juta Xbox 360. Perusahaan asal Redmond Amerika Serikat itu berharap bisa menjual sebanyak 10 juta konsol hingga akhir tahun 2006.

Dari 6 juta konsol yang telah dikapalkan, Amerika Utara adalah wilayah yang terbanyak dipasoki Xbox 360. Sebanyak 3.6 juta unit konsol telah dikapalkan ke Amerika Utara, 1.7 juta ke Eropa dan sekitar 700.000 ke wilayah lain.

Microsoft sendiri bakal menghadapi persaingan yang ketat dari Sony dan Nintendo di pasar konsol video game. Sony dengan PlayStation 3 (PS3) dan Nintendo dengan Wii-nya masing-masing akan mengeluarkan konsol jagoan mereka November mendatang.

Kualitas VoIP Dipermasalahkan

VoIP, solusi halo-halo murah meriah yang diklaim mampu menghemat biaya telekomunikasi, ternyata masih dipermasalahkan kualitasnya. Tiga perempat manajer TI (teknologi informasi) di perusahaan besar di Eropa diketahui mempermasalahkan kualitas dan reliabilitasnya.

Meski VoIP (Voice over Internet Protocol) mampu menghemat biaya perusahaan, para manajer TI nyatanya masih mengkhawatirkan reliabilitas teknologi VoIP.

Survei yang melibatkan 300 orang direktur TI dari perusahaan-perusahaan besar di Eropa ini menemukan bahwa lebih dari sepertiga perusahaan tidak menguji performa aplikasi VoIP, seperti suara sebelum implementasi, dan tidak bisa mengantisipasi efek yang muncul di jaringan.

"Kualitas dan reliabilitas VoIP masih dipertanyakan banyak pihak, padahal VoIP menjadi prioritas kebanyakan perusahaan," ujar Michael Allen, global director of performance solutions di Compuware.

Dijelaskan Allen, banyak perusahaan belum mengambil langkah-langkah prioritas yang sesuai sebelum mengimplementasikan VoIP. "Seperti mengemudi mobil baru, manufaktur seharusnya memeriksa apakah semua komponen mobil sudah dipasang dengan semestinya dan melakukan cek keamanan yang lengkap," jelasnya.

Menurut survei, hanya 8% perusahaan yang mengelola dan mengamati panggilan telepon, itupun secara individu. Sementara itu, lebih dari sepertiga perusahaan masih mengandalkan umpan balik (feedback) dari pengguna VoIP. Dan sebanyak 29% perusahaan melakukan pengujian sintetis sesekali saja.

Dari survei juga terungkap, 72% perusahaan TI mengambil pendekatan "sledgehammer" untuk mengamati jaringan. Itupun mereka hanya melihat utilisasi keseluruhan jaringannya saja ketimbang mengecek penggunaan masing-masing aplikasi.

"Dengan aplikasi real-time seperti VoIP, perusahaan sebaiknya mengubah cara mengamati dan mengelola performa jaringan dan aplikasi mereka. Masalahnya, banyak perusahaan yang masih memakai teknik sederhana seperti itu dan wajar saja mereka masih mempertanyakan kualitas dan reliabilitas VoIP.

Gilardino, Tetap di Milan Karena Inzaghi


Alberto Gilardino merasa gerah di AC Milan. Striker yang dibeli Milan dari Parma itu komplain karena merasa dirinya tidak mendapat dukungan dari klubnya dan merasa tidak mendapat kesempatan di dalam starting eleven. Karena itu ia menyuarakan ingin hengkang dari Rossoneri yang telah dibelanya sejak Juli 2005.

Tapi, penyerang berusia 24 tahun itu kini mengurungkan niatnya. Hal itu diungkapkan Gilardino setelah dirinya bertemu dengan sejumlah pengurus klub dan rekan-rekannya di Milan. ”Saya sangat senang kami telah bertemu. Ini sangat penting untuk mengklarifikasi situasi yang ada,” kata Gilardino seperti dilansir Football Italia. (by: www.beritabola.com)

Manchester United Masih Berburu


Manchester - Manchester United belum puas. Tiga pemain anyar yang nyaris didapat plus materi tim juara Premiership musim 2006-07 dianggap belumlah cukup. Masih ada bagian puzzle yang hilang.

Owen Hargreaves, Nani dan Anderson adalah tiga nama yang sudah hampir berlabuh ke Old Trafford. Demi menebus tiga pemain itu, MU disinyalir sudah menggelontorkan uang dalam jumlah luar biasa, sekitar 50 juta poundsterling. Tetapi tampaknya itu belum cukup buat manajer "Setan Merah" Sir Alex Ferguson.

"Kami masih mencari dan tidak menutup kemungkinan membeli pemain lagi. Kami butuh striker namun kami akan lihat apa yang terjadi nanti. Kami tidak tergesa-gesa, tetapi kalau ada yang cocok dan Alex (Ferguson) membutuhkannya, kami siap menambah skuad," tukas Chief Executive MU, David Gill dilansir Sky Sport, Sabtu (9/6/2007).

Saat ini "Setan Merah" memang kerap dikaitkan dengan beberapa nama penyerang semacam Dimitar Berbatov dari Tottenham Hotspur, penyerang Barcelona, Samuel Eto'o, Klaas Jan-Huntelaar yang berkostum Ajax dan Fernando Torres dari Atletico Madrid.

Meski begitu, masuknya beberapa nama baru juga memiliki dampak kurang menyenangkan buat skuad yang sudah ada. Indikasi nama-nama lama siap digeser pun dicetuskan Gill.

"Akan ada beberapa perubahan namun kami akan mendiskusikannya secara internal. Saat ini kami memiliki skuad yang besar, jadi bisa jadi ada beberapa nama yang keluar, tapi tidak banyak. Apalagi akan ada beberapa pemain hebat yang kembali usai dipinjam klub lain, " lanjut dia. (by: www.beritabola.com)