23 October 2007

Televisi Seluler Kurang Populer

SURVEI terbaru yang dirilis firma riset Canalys mengungkap, popularitas layanan televisi seluler di negara-negara maju ternyata masih rendah. Kurang dari separuh responden mengaku tidak tertarik menonton siaran televisi apa pun melalui ponsel, bahkan apabila layanan itu disajikan gratis.

Survei online tersebut dilakukan Canalys pada April terhadap lebih dari 2.000 pelanggan seluler berusia dewasa dan memiliki pekerjaan tetap di Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris. Berita baiknya, sebanyak 51% responden mengungkapkan ketertarikan terhadap layanan televisi seluler yang akan dirilis para operator seluler di Eropa. Namun, data temuan analis menegaskan,para operator masih menghadapi tantangan- tantangan besar.

”Pelanggan mengungkapkan minat yang sangat beragam ketika ditanya siaran televisi macam apa saja yang mereka sukai. Karena itu, operator tampak tidak bisa mengandalkan hanya satu tipe layanan andalan,” sebut analis Canalys Adrian Drozd. Agar operator mampu memuaskan pelanggan,Drozd menambahkan, operator harus membangun berbagai kemitraan sehingga mampu menyajikan layanan yang variatif. Di samping itu, operator juga disarankan mengaplikasikan sistem penarifan yang beragam.

”Tantangan semakin membesar karena semua itu akan menambah kompleksitas bagi pelanggan maupun operator sendiri dalam mengembangkan layanan televisi seluler,” tandas Drozd. Program-program siaran langsung, yang terkait dengan olahraga atau reality show, menjadi layanan yang paling diidamkan untuk layanan televisi seluler. Sebanyak 29% responden mengaku tertarik menonton siaran semacam itu.

Pada saat yang sama, sebanyak 23% responden menyatakan ingin menonton siaran yang terkait dengan hobi atau minat pribadi yang tidak dapat mereka nikmati di rumah. Namun, sebanyak 23% responden juga ingin menikmati akses siaran televisi yang sudah mereka miliki di rumah melalui ponsel. Lebih lanjut, sebanyak 15% responden tertarik menonton video dari sejumlah situs seperti YouTube. Sementara itu, 14% menyatakan ingin menonton siaran yang sudah mereka rekam di rumah melalui ponsel ketika berada di luar rumah.

Dalam hal durasi content, sebagian besar responden mengungkapkan minat yang sama. Mereka menyukai tayangan video klip singkat. Namun, responden juga berminat terhadap tayangan-tayangan yang berdurasi setengah jam. Para responden survei Canalys juga berminat terhadap berbagai siaran film panjang. Namun mereka menilai, daya tahan baterai ponsel mereka tidak akan mendukung sehingga siaran film panjang tidak akan nyaman dinikmati melalui ponsel.

”Operator berpeluang membidik segmen pelanggan tertentu yang berpotensi lebih responsif daripada segmen yang lain,”ujar Drozd.Dia menjelaskan, lebih dari 40% responden yang aktif mengakses YouTube mengaku tertarik menonton content serupa pada ponsel. ”Para pengguna YouTube tersebut juga mengungkapkan level minat lebih tinggi terhadap semua tipe siaran televisi seluler,” tandas Drozd.

Namun, para operator masih harus menjawab sebuah pertanyaan besar, yakni seberapa banyak pelanggan bersedia membayar untuk layanan seperti itu. Para pengguna ponsel tersebut memang suka mengakses layanan YouTube. Namun, layanan YouTube disajikan secara gratis. Canalys juga mengungkapkan, para pengguna ponsel yang sudah membelanjakan banyak uang untuk membayar langganan televisi di rumah berkemungkinan enggan membayar lagi untuk layanan televisi seluler. (Seputar Indonesia)

No comments: